Posted on Selasa, 19 Maret 2013



 Puisi sebagai curahan perasaan dan pikiran atau ekspresi dari dalam diri kita kekaguman, kebahagiaan dan kesedihan terukir dalam huruf demi huruf baris demi baris tergores indah di kertas putih yang membuat takjub mereka yang membacanya.


Larik – larik  penuh makna  dalam puisi di atas adalah  hasil karya mereka , saya tidak mengira, mereka begitu lancar mengukir bayangan dan mengalirkan kata – kata menjadi kalimat yang indah 

Sebelum karya indah itu tercipta dari pikiran mereka,  beberapa langkah  saya lakukan untuk memberi inspirasi kepada mereka.
Menulis adalah ketrampilan produktif yang dapat diperoleh sesudah melawati ketrampilan menyimak, berbicara dan membaca, 
Berikut langkah – langkahnya :

Pertemuan Pertama
Dalam pertemuan pertama, saya memberi contoh sebuah puisi dengan judul bunga matahari, puisi sederhana dengan tema yang dekat dengan anak,  kemudian kami baca bersama – sama puisi tersebut dengan lafal dan intonasi yang benar, saya meminta mereka menyalin puisi tersebut di buku tulis mereka

Pertemuan kedua
Pertemuan kedua saya mengajak mereka membuat puisi dengan tema binatang kupu – kupu, saya menuliskan satu kalimat di baris  pertama kemudian baris berikutnya mereka yang meneruskan.
Berikut puisi hasil karya mereka secara bersama - sama

Pertemuan ketiga
Langkah ke tiga mereka saya minta untuk membuat puisi dengan tema yang berbeda, yaitu matahari

Demikian rancangan  sekaligus hasil belajar siswa di kelas dua dengan mengambil Kompetensi Dasar menulis puisi
Semoga posting saya ini bisa memberl inspirasi kepada guru – guru sehingga pembelajaran menulis puisi bukan lagi pelajaran yang menakutkan dan membosankan dapat membangkitkan semangat mereka dalam berkarya puisi.
Read More
Posted on Sabtu, 09 Maret 2013

Senyumku Penebar Semangatmu

Ketika mentari terbenam, bulan perlahan menampakkan diri, langit biru berubah menjadi hitam, kehidupan mulai berganti, kegelapan mulai datang, kegelapan akan menjadi indah…sangat indah ....saat kita berani menghadapinya. Kisah ini mungkin satu dari kisah – kisah yang sama yang sering dialami oleh para guru, tapi ini mungkin akan menjadi salah satu cerita yang bisa merubah cahaya gelap menjadi setitik cahaya terang

****

Tinggal di sebuah kota yang tidak pernah tidur, dari  fajar subuh yang merekah, hingga malam yang melela. Tiap  hari bersitegang dengan padatnya lalu lintas pagi  hingga sore, jalan raya  penuh sesak dengan aneka jenis dan merek kendaraan. Kemacetan terjadi di mana-mana. Aku jadi teringat kota kecil  yang sejuk nyaman dan tenang, tidak mengenal kemacetan, setiap jalan terlihat lebar dengan pemandangan nan asri di sepanjang jalan, Gunung Slamet yang menjulang tinggi terlihat sangat anggun sepanjang hari . Pulang kerja masih ada kesempatan untuk bersapa dengan tetangga mengajak anak – anak  berlari – lari ditengah hamparan rumput hijau , berselimut awan sambil berkejar – kejaran dengan belalang. Sebuah kota yang ada kalanya waktu bisa berhenti, suasana malam begitu lengang, nikmat menelusup disetiap tulang – tulang sendi, melepas penat dari pagi hingga sore. Aku rindu kota itu…..

Belum ganti baju, hanya lepas kerudung dan kaus kaki aku langsung masuk kamar,  aku ingin melepas penat setelah seharian mengajar sendiri karena guru pendampingku resign dan sampai sekarang belum dapat penggantinya, aku sendirian  membimbing mereka, membantu mereka 36 anak , menemani mereka dari jam 07 – 14.00 tanpa istirahat non stop, “terbayang wajah Yasin, Ahmad,  Fiya,  Azam… mereka anak anak yang perlu bimbingan ekstra…” maafkan, Bu Guru Nak , aku tidak bisa membimbingmu seperti yang kau inginkan”. Terbayang juga anak – anak yang lain yang butuh kesabaran dan kelembutan untuk membuat mereka konsentrasi. Hem……… sebelum pikiran – pikiran buruk pengendor semangat meraja lela di pikiranku…segera, kutarik bibirku meskipun belum kelihatan tersenyum karena hatiku belum ikut tersenyum, kupandangi pepohonan depan rumahku yang kelihatan dari jendela kamarku, kulihat bunga alamanda yang merambat di pohon  kamboja,  warna pink semburat merah dan  warna kuning bunga alamanda berpadu di satu pohon melambai – lambai ditiup angin membuat hatiku tersentuh..…” tersenyumlah  ibu guruku lihat betapa indahnya tubuhku kami bersatu dalam perbedaan dan kami saling membantu mengarungi kehidupan ini aku akan ikut mewarnai hari harimu dengan warnaku  yang indah, merah putih dan kuning” ….hemm ku tarik nafasku dalam – dalam senyumku semakin mengembang, dengan senyum aku bisa menciptakan kebahagiaan disekitarku, senyum adalah ketenangan bagi kegelisahanku.

****

Setelah lelap tidur semalam ku buka mataku, ku sapa pagi dengan hati penuh rasa syukur
Kupeluk pagi dengan seluruh tubuhku, hidup penuh dengan rasa syukur adalah jalan pintas menuju kebahagiaan lahir batin. Tubuhku sudah segar kembali, ku tarik nafas dalam – dalam sambil berucap “ Terima kasih ya Allah “

Mengarungi samudera kehidupan , 
kita ibarat para pengembara,
hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa untuk berpangku tangan
Setiap tetes ………………………………………

Nasyid Bingkai Kehidupan dari Shoutul Harokah mengalun bersemangat membawa penghuni rumah untuk mulai beraktifitas pagi, anak – anakku bangun dengan malas – malas, namun melihat uminya sudah memakai baju seragam dan sambil bersenandung menyiapkan sarapan pagi mereka jadi ikut semangat,  tubuh mereka masih lemah tapi wajah mereka sudah menyiratkan semangat pagi

Assalamualaikum “ sapaku ketika melihat mereka sudah keluar dari kamar.

Hanya butuh seperempat jam mereka sudah siap dengan seragam sekolahnya, apalagi anak laki lakiku yang bungsu, masuk kamar mandi baru 3 menit sudah selesai, he..he..yang penting basah. Kalo mandi pagi saya biarkan tapi kalo mandi sore  harus saya bantu. Dengan membantu bukan berarti aku tidak mengajari anak untuk mandiri, Anak  masih perlu arahan untuk melakukan hal yang benar dan meninggalkan yang salah.

Setelah makan pagi kami berangkat bersama – sama, enak ya…ngajar sambil momong

Dengan semangat yang terus kupupuk, aku berangkat sekolah bersama  anak – anakku, anugrah dariNya, kubawa motorku dengan pelan… sambil tetap mempertahankan semangat, kutepiskan setiap kali pikiran buruk datang, berpikir tentang sesuatu baik atau buruk sama artinya dengan merencanakan sesuatu itu untuk terjadi, jika aku memikirkan tentang kebahagiaan berarti aku merencanakan kebahagiaan untuk terjadi  hari ini dalam hidup ku, tapi jika aku berpikir tentang kesulitan, berarti aku merencanakan kesulitan itu akan terjadi nanti

Teringat kiriman pesan dari  Kepala Sekolah tadi malam “ Bu kita harus kerja keras, murid – murid kelas 2 sudah  ketinggalan materi,“ Hemm its never mind,  Allah akan bersamaku, pikiran dan tenaga  sudah maksimal ku kerahkan untuk memberi materi pelajaran pada mereka selanjutnya ku serahkan semua pada Allah , aku hanya menginginkan anak – anak kelas dua bahagia belajar bersamaku, bahagia menerima materi dengan muatan kurikulum sekarang yang terlalu membebani anak, bahagia melewati serangkaian tes, UTS lah, TKM lah,.biarlah Allah yang akan bekerja dengan kekuatannya untuk mengabulkan keinginanku. Pemikiran yang salah bahwa dalam hidup kita harus berjuang meraih semua keinginan kita dengan berusaha keras, membanting tulang sampai  remuk tak berdaya ( Ah....nggak segitu juga kali…). Padahal Allah sudah menjanjikan berbagai kemudahan mengiringi kita, jika dalam ikhtiarnya kita mau bersyukur, menikmati proses dan menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah.

“ Priiii…t “ Suara peluit Pak Jono, satpan sekolah, membuyarkan lamunanku. Selama perjalananku dari rumah ke sekolah pikiranku melayang – layang tidak konsentrasi di jalan, untung Dia masih melindungi kami, terima kasih ya Allah.

Pintu gerbang sekolah sudah di depanku, tampak siswa – siswa berseragam merah putih berduyun – duyun memasuki gerbang. Kuperlambat motorku dan ku buka helm

“ Bu Iput “ Sapa Zahra, murid kelas 2 yang berhati lembut.

“ Assalamu’alaikum Bu “ Sahut murid – murid kelas dua lainnya sambil menyunggingkan senyum bahagianya, menyapa dan bergantian menyalami aku . Ah mereka tampak bahagia sekali melihat bu gurunya datang.
Kubalas salam mereka, tanpa kusadari senyuman mereka  semakin  menghipnotis pikiranku, melupakan kegelisahan dan masalah yang di hadapi di kelas. Kutatap mata mereka yang bening, akankah ku nodai mereka dengan menjejalkan materi – materi pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum agar targetnya bisa tercapai tepat pada waktunya. tanpa memikirkan kemampuan mereka. Uft ….tidak, nggak mungkin kulakukan itu pada mereka…

Aku berjalan pelan diiringi murid- muridku yang tadi menyambutku, kumasuki ruang kelas 2 dan menyapa murid – murid yang sudah ada di kelas “ Assalamu’alaikum anak - anak “ sahutku yang langsung disambut mereka dengan muka berseri – seri, ajaib ulasan senyumku yang menyinari ruang kelas 2 dapat meluluhkan hati murid – murid yang masih bĂȘte, bawaan dari rumah ( mungkin di rumah tadi mereka masih males bangun, atau males  makan pagi, atau juga males mandi, kadang bĂȘtenya di rumah kebawa ke sekolah )   Sungguh indah hari ini, hanya dengan senyum perbuatan yang sepele dan sangat kecil, gratis lagi. Tetapi perbuatan itu mampu mengobati dan menyembuhkan kekesalan, kegundahan hati, kepanikan dan bahkan kesedihan.
Kusiapkan materi hari ini  terus terang perencanaan ku lakukan asal – asalan, dalam hati aku tidak menginginkan itu, aku yang terbiasa bekerja dengan sempurna, ( sebelum mengajar  menguasai seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan, membuat perangkat pembelajaran) kali ini harus menerima keadaan, tapi apa boleh buat, Aku hanya berharap pada kekuatan hati yang luar biasa, kata Erbe Sentanu semua benda yang tidak tampak seperti pikiran dan perasaan memiliki getaran vibrasi yang lebih cepat dan lebih kuat dan barang siapa terampil menggunakannya akan memiliki hidup yang sukses dan bahagia . Doaku  semoga Allah mendengar keinginan dari hatiku, aku ingin  mereka berhasil mencapai target tapi aku tidak ingin memberatkan mereka dengan capaian target itu.

“ Assalamu’alaikum “ kubuka pelajaran hari ini dengan memberi salam.

Hanya ada beberapa anak yang menjawab salamku, Kuedarkan pandangan ke seluruh kelas, ku lihat Yasin, Farrel , Rakan dan  Zaki  dan murid – murid yang lain,  aku ingin mereka dapat menemukan cinta di kelas ini. Dengan gaya belajar kinestetiknya yang mengharuskan  selalu menggerakkan tubuhnya dalam belajar, membuat mereka sering dicap sebagai anak yang bandel, tidak disiplin dan lain – lain. aku berusaha meraih perhatian mereka dengan melakukan ice breaking. kuajak mereka bernyanyi sambil bergerak . Lirik yang mudah dan gerakan yang lucu  membuat mereka tertarik  dan bersemangat. Senyum sudah mengembang dibibir  dan mata mereka berbinar, Kelihatannya mereka sudah siap menerima pelajaran dari aku.

“ Salman Al Farisi “ Break the lesson  ala Salman kuucapkan untuk mengendalikan fokus mereka agar kembali ke pokok materi dengan relaks dan menyenangkan

Mereka duduk dengan rapi, semua terpusat kepadaku siap mendengar kalimat demi kalimat yang kuucapkan. Aku sering tercekat dan trenyuh dengan sikap mereka. Kehangatan emosional yang selama ini kuterapkan di kelas 2 sudah membuahkan hasil, kehangatan emosional yang terekspresi lewat senyum. Transfer ilmu jadi lancar manakala guru selalu menebarkan senyumnya disetiap sesi – sesi pembelajaran, dengan senyum suasana kelas menjadi bergairah, sesulit apapun pelajarannya, jika disampaikan dengan menarik dan dibumbui senyum, maka gairah belajar akan timbul dan hasilnya…bisa dilihat hasil UTS dan TKM murid kelas 2 semester ini. Semua karena campur tangan Allah yang luar biasa di dalam kelas ini, aku hanya menikmati dan mensyukuri setiap apapun yang diamanahkan Beliau kepadaku .

******


Read More
Posted on Sabtu, 16 Februari 2013

Seluruh kecerdasan berbahasa yang dimiliki anak akan melejit apabila di beri ruang dan kesempatan untuk berkembang. Guru harus dapat  menciptakan lingkungan yang mampu mengasah  kecerdasan mereka dan memfasilitasi tumbuhnya kecerdasan mereka . Rangsangan pembelajaran yang tepat akan mendapatkan hasil  yang  optimal  sehingga  potensi  mereka akan melejit  luar  biasa.

Pembelajaran menulis memakai prinsip dari mudah ke sukar atau dari sederhana ke rumit. Untuk mencapai hasil yang baik pembelajaran menulis dimulai dari tahap yang paling mudah . Menurut materi yang di sampaikan oleh Widyaiswara LPMP Drs Slamet Trihartanto, ada 2 tahap dalam pembelajaran menulis , yaitu tahap menulis permulaan dan tahap menulis lanjutan . Tahap menulis permulaan diberikan di kelas rendah yaitu kelas 1 – 3 sedangkan kelas 4 - 6 diberi pembelajaran menulis lanjutan.

Kali ini saya akan memposting  pembelajaran menulis di kelas 2 SDIT Salman Al Farisi Jogjakarta.  Menulis adalah menuangkan sesuatu yang telah ada dalam pikiran mereka, sehingga tugas gurulah untuk mengisi pikiran mereka dengan pengetahuan atau pengalaman yang akan ditulis. Dalam kompetensi  dasar  Bahasa Indonesia kelas 2 ,  Menceritakan kembali cerita  anak yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri. diharapkan setelah guru menceritakan sebuah dongeng anak mampu menceritakan kembali isi dongeng tersebut ke dalam bahasa mereka secara tertulis .

Guru harus kreatif dalam memilih tehnik dan  strategi dalam merancang pembelajaran menulis agar tujuan pembelajaran menulis dapat tercapai dengan  baik, berikut beberapa langkah dalam proses pembelajarannya ;

1. Langkah  pertama guru menceritakan sebuah cerita keluarga  dengan bantuan gambar, media gambar sangat  membantu kelancaran mereka dalam mengekspresikan gagasannya dan mengolah  kata demi kata kalimat demi  kalimat ke dalam bahasa tulis

2. Langkah kedua guru menanyakan isi cerita tersebut secara lisan untuk menguatkan kembali ingatan mereka mengenai isi ceritanya

3. Langkah ketiga guru memberi beberapa pertanyaan pada anak secara lisan, karena sebuah cerita/karangan merupakan  rangkaian jawaban atas beberapa pertanyaan.

4. Langkah keempat guru meminta anak menceritakan kembali isi cerita tersebut ke dalam bahasa mereka secara tertulis

Hasilnya......Luar biasa ,sekarang lihatlah hasil karya tulis mereka……

Keluarga Pak Rahmat
Keluarga Pak Rahmat sedang bermusyawarah ingin liburan kemana ?
Doni ingin ke kebun binatang karena Doni ingin melihat patung dinosaurus
Rara ingin ke kolam renang terus Pak Rahmat ingin ke gunung karena di gunung ada kolam renang air panas dan ada patung dinosaurus. Bu Rahma ingin ke pantai karena di pantai kita bisa berenang. Pak Rahmat bilang kita liburan ke gunung saja terus Doni dan Rara juga Bu Rahma menyetujui keputusan Pak Rahmat.  Akhirnya Doni Rara dan Bu Rahma bersiap – siap ke gunung . Doni, Rara dan Bu Rahma berangkat. Di perjalanan Doni dan Rara melihat pemandangan yang bagus. Akhirnya sampai juga ke gunung, mereka pertama ke kebun teh kedua mereka berenang air panas dan yang terakhir mereka melihat patung dinosaurus kata Doni patungnya lucu sekali. Akhirnya mereka pulang.
 Shofi


Keluarga Pak Rahmat
Ada satu keluarga yang mau liburan. Mereka bermusyawarah. Mereka sudah memilih keputusan ke gunung Slamet. Doni ingin melihat patung dinosaurus, Bu Rahma melihat kebun teh, Rara dan yang lainnya berenang itu adalah peristiwa yang menyenangkan.
 Hatta


Keluarga Pak Rahmat
Ayah, ibu doni dan rara sedang bermusyawarah untuk berlibur. Rara memilih pergi ke kolam renang ibu memilih pergi ke pantai, Doni memilih pergi ke kebun binatang ayah memilih pergi ke Gunung Slamet. Doni bilang dia sangat ingin melihat patung dinosaurus di kebun binatang, Rara bilang dia sangat ingin berenang di kolam renang. Ibu juga ingin berenang tapi di pantai. Ayah ingin melihat pemandangan di gunung Slamet , ayah bilang di gunung Slamet juga ada patung dinosaurus, digunung juga ada kolam renang air hangat, disana tidak ada pantai, Doni marah karena idenya tidak disetujui, awalnya mereka tidak setuju tapi karena di gunung ada yang mereka inginkan, ya sudah mereka menerima keputusan.
Mereka siap – siap untuk berlibur mereka membawa peralatan mandi, makan dan minuman. Dari Jogja mereka naik mobil 4 jam mereka sampai di tujuan ,sesampai di gunung mereka melihat  teh sehabis mereka melihat kebun teh mereka berenang di kolam air hangat.
 Mehrun


Keluarga Pak Rahmat
Pak Rahmat dan keluarganya sedang bermusyawarah. Doni usul ke kebun binatang, Rara usul ke kolam renang, ayah usul ke gunung dan ibu usul ke pantai. Doni ingin melihat dinosaurus ibu ingin melihat pemandangan di pantai , dipantai kan juga bisa berenang dan bermain pasir.Kata ayah sekarang kan baru musim badai. Bagaimana kalau ke gunung, di gunung juga ada dinosaurus ibu juga bisa berenang di taman  ada kolam renang. Mereka pun bersiap – siap perjalanan  memakan waktu 4 jam. Diperjalanan doni melihat kebun teh setelah sampai mereka melihat pemandangan gunung Slamet lalu mereka melihat patung dinosaurus patung itu aneh sekali, setelah mereka melihat patung dinosaurus mereka mandi air panas Doni dan Rara senang mandi air panas. Setelah mereka selesai , mereka makan siang lalu mereka pulang dan istirahat .
 Reza


Keluarga Pak Rahmat
Keluarga pak Rahmat bermusyawarah akhirnya keluarga pak Rahmat berkumpul. Kata Doni aku mau pergi ke kebun binatang dan kata Rara aku ingin pergi ke kolam renang kata ibu, ibu ingin pergi ke laut, ayah mau pergi ke gunung Slamet kata teman ayah di gunung Slamet ada patung dinosaurus dan ibu bisa berenang disana pemandangannya indah sekali dan ada tanaman daun teh dan Doni dan Rara berenang air panas habis berenang air panas Doni mau melihat dinosaurus dan habis melihat dinosaurus kita makan dan minum terus kita pulang,
 Adzkia


Keluarga Pak Rahmat
Keluarga Pak Rahmat bermusyawarah Rara memilih pergi berenang Doni memilih pergi ke kebun binatang, ibu memilih pergi ke pantai ayah memilih pergi ke gunung Slamet akhirnya mereka berembuk dan kata ayah di gunung itu ada pemandangan yang sangat indah Doni ingin ke kebun binatang karena disana ada patung dinosaurus dan kata ibu di pantai bisa berenang dan kata Rara disana bisa berenang  dan kata ayah sekarang lagi musim badai jadi kalau ke pantai berbahaya. Gimana ? kata ayah di gunung ada patung dinosaurus dan kolam renang juga ada. Keluarga Pak Rahmat sudah berembuk dan keputusannya adalah pergi ke gunung. Mereka bersiap – siap, mereka menyiapkan baju dan perlengkapan mandi dan paginya keluarga Pak Rahmat pergi, selama perjalanan keluarga Pak Rahmat melihat kebun teh dan melihat pak tani kemudian mereka berenang air panas di sana penyakit gatal – gatal bisa sembuh dan penyakit bisulan juga bisa sembuh, sehabis berenang Doni dan Rara lapar mereka makan sehabis makan Doni melihat patung dinosaurus kata Doni patungnya sangat lucu. Mereka sangat senang pergi ke gunung perjalanan mereka dari Jogja ke Purwokerto 4 jam karena mereka tidak pernah berhenti.
 Alya


Keluarga Pak Rahmat
Pak Rahmat, bu Rahma, Doni dan Rara keluarga inti, Rara mau ke kolam renang, Doni ingin ke kebun binatang, Bu Rahma mau ke pantai Pak Rahmat mau ke gunung Slamet disana ada kolam air panas disana ada patung dinosaurus akhirnya mereka pergi ke gunung slamet disana banyak pemandangan yang indah sekali di gunung ada kebun teh. Doni dan Rara senang berenang di kolam air panas.
Zahra



Read More
Posted on Jumat, 25 Januari 2013
Mengajari matematika di SD terutama kelas bawah harus hati - hati dan tidak boleh asal - asalan, guru harus bisa memberi pijakan berfikir yang benar dan tentu saja dengan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mereka akan menyukai  matematika.

Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya kesuksesan menyertai mereka, seperti penggalan kalimat dalam iklan sebuah parfum di TV beberapa yang lalu, Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda. Dalam iklan ini tercermin begitu pentingnya sebuah kesan pertama, mengapa ? karena kesan pertama akan menentukan langkah selanjutnya, kesan pertama yang positif dan menyenangkan dalam mengenal matematika akan memperlancar langkah guru dalam mengajak mereka belajar matematika.

Menurut Jean Piage anak usia sekolah dasar kelas 1 - 3 berada pada tahap operasional konkrit. pada tahap ini, kemampuan anak untuk memahami materi masih terbatas pada hal - hal yang konkrit dan mereka akan lebih mudah memahami sesuatu dengan melakukan secara langsung.

Membangun pemahaman perkalian dengan benda konkrit pasti akan sangat menarik bagi mereka, berikut beberapa kegiatan yang dilakukan anak - anak kelas 2 SDIT Salman Al Farisi Yogyakarta dalam memahami perkalian sebagai bentuk lanjutan dari proses penjumlahan dan insyaallah kegiatan ini sangat seru dan mengesankan.

Sangat menarik perhatian anak - anak ketika guru menghadirkan benda - benda yang familiar bagi mereka, dalam mengenalkan konsep perkalian, anak - anak yang bertipe kinestetik akan sangat terbantu dengan model pembelajaran seperti ini. Guru meminta mereka maju ke depan dan mengisi 2 plastik dengan masing - masing plastik berisi 3 biji kacang, kemudian guru bersama - sama menjumlahkan kacang yang ada pada tiap kantong plastik. Konsep perkalian sebagai  penjumlahan berulang mulai terbentuk di benak mereka, insyaallah.

SAATNYA BELAJAR  DI LUAR KELAS
Guru tidak boleh mengabaikan masa kanak - kanak mereka yang masih berada pada  masa bermain, dengan belajar di luar semangat belajar mereka selalu terpancar di wajahnya

Cuaca sangat cerah hujan rintik - rintik sepanjang malam membuat udara pagi menjadi sangat sejuk,  kami mengajak anak - anak belajar  perkalian di halaman, kami bagi anak - anak menjadi 6 kelompok, setiap kelompok harus bekerja sama saling menolong, setiap kelompok diberi tugas untuk mengerjakan permainan matematika yang kami tempel di dinding, ada 4 soal yang harus mereka selesaikan, 
Dengan gaya santai dan cueknya mereka duduk di lantai , tanpa risih meskipun lantainya kotor.



 Tiap soal kami namai dengan Pos 1, 2, 3 dan 4, setiap pos kami sediakan beberapa kantong plastik


Pos 1, menghitung kerikil, mereka diminta mencari kerikil dan memasukkan kerikil dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan 




Pos 2, menghitung lego, mereka diminta menghitung lego yang sudah disediakan dan memasukkan lego dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan





Pos 3, menghitung kacang, mereka diminta menghitung kacang yang sudah disediakan dan memasukkan kacang dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan


Konsep perkalian sangat penting dipahamkan pada mereka, namun guru harus peka. Anak - anak akan lebih mudah memahami hal - hal yang dianggap lebih mudah dan cepat, guru harus mengajarkan anak konsep perkalian dengan benar 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3  ( angka 3 ada 4 kali )setelah konsep sudah paham mereka akan dikenalkan dengan sifat perkalian yaitu komutatif, dengan sifat komutatif , anak - anak akan lebih mudah dalam menghitung perkalian, karenapada saatnya nanti anak - anak akan dihadapkan pada angka yang lebih besar, misalnya 40 x 2 = ....yang berarti mereka harus menghitung bilangan 2 dijumlahkan sebanyak 40 kali dengan sifat komutatifnya, perkalian itu bisa dibalik menjadi 

2 x 40 = .....( menghitung bilangan 40 sebanyak 2 kali )




Kebahagiaan merasuk di sanubari, ketika melihat mereka bergairah dalam belajar.
Semoga posting ini bisa menginspirasi temen - temen guru dalam mencerdaskan penerus bangsa.

















Read More
Posted on Rabu, 23 Januari 2013




Sepercik cahaya.....

  Secercah harapan.....

Read More