Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi: Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka
memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpin pembelajaran diambil
Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan adalah proses
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi
Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang mempunyai 3 unsur penting,
yaitu Ing Ngarsa sung Tuladha, yang di depan memberi contoh, Ing Madya
mangun karsa yang di tengah membangun kemauan, Tut Wuri Handayani yang di
belakang mendukung, sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memberi teladan di
lingkungan kerja kita dalam menyelesaikan dan mengambil sebuah keputusan,
prioritas keputusan kita adalah untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan anak
anak setinggi tingginya
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh
kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Setiap
guru pasti memiliki nilai nilai kebajikan dalam dirinya, nilai tersebut sudah
tertanam kuat dalam dirinya, seperti kasih sayang, kebenaran, keadilan dan
tanggung jawab serta nilai nilai kebajikan yang lain. Nilai yang sudah tertanam
kuat tersebut akan berpengaruh pada pengambilan keputusan keputusan dalam suatu
masalah
Dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
diperlukan ketrampilan kesadaran diri, pengelolaan diri kesadaran social dan
ketrampilan social sehingga dapat menghasilkan keputusan yang positif terhadap
kepentingan murid , sekolah dan pada kualitas pendidikan
Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi
pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang
diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil.
Coaching merupakan ketrampilan yang sangat penting dalam
menggali suatu permasalahan yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita
maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan melakukan coacing guru sebagai
teladan akan menuntun siswa untuk menentukan atau mengambil keputusan sendiri,
guru hanya menuntun dan siswa yang akan menentukan hasil keputusannya
Coacing juga salah satu cara untuk merefleksikan hasil
keputusan, apakah keputusan tersebut sudah sesuai atau belum
Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di
sekolah, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang
dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat
menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya tanpa paksaan dan campur tangan
orang lain, serta mampu mengambil keputusan yang tepat dengan resiko yang
paling kecil.
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
Guru merupakan salah satu sumber daya yang memiliki peran
penting , kemampuan guru yang baik dalam mengelola sosial emosional akan
menghasilkan siswa yang berprestasi dan mampu mengembangkan potensi yang ada di
dalam diri. Kecerdasan emosi menggambarkan bagaimana potensi individu dapat
menguasai kesadaran diri, pengeloalaan diri, kesadaran social dan pengelolaan social
dan hal tersebut akan berpengaruh pada pengambilan kepitusan yang benar
Ketika kita dihadapkan pada sebuah dilema dalam pengambilan
keputusan, kita bisa menggunakan 9 langkah untuk menentukan keputusan yang
tepat. 9 langkah tersebut adalah
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
penting bagi kita untuk
mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi juga penting bagi kita untuk
memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betul-betul berhubungan dengan
aspek moral,
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
Bila kita telah mengenali bahwa
ada masalah moral di situasi yang sedang kita hadapi, pertanyaannya adalah
dilema siapakah ini?
3.
Kumpulkan fakta-fakta yang
relevan dengan situasi ini
Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan
detail; apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak,
apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka
mengatakannya. Data-data tersebut penting karena dilema etika tidak bersifat
teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi
situasi tersebut, sehingga data yang detail akan menjelaskan alasan seseorang
melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan kepribadian seseorang dalam
situasi tersebut. Kita juga harus bisa menganalisis hal-hal apa saja yang
potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang
4.
Pengujian benar atau salah
1. Uji Legal
Pertanyaan penting di uji ini adalah apakah ada aspek
pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi
yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar
lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah
pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan
yang berhubungan dengan moral.
2. Uji Regulasi/Standar Profesional
Bila situasi yang dihadapi adalah
dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji,
apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya. Konflik yang
terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang
agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya
telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode
etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi
Anda.
3. Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi
Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan
ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini
akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan
nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan
langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang,
sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua
nilai yang sama-sama benar.
4. Uji Publikasi
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini
dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media
sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi
konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi. Bila Anda merasa
tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar situasi benar lawan
salah atau bujukan moral.
5. Uji Panutan/Idola
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang
akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda.
Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang
kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan
orang yang sangat berarti bagi Anda.
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Dari keempat paradigma berikut
ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang Anda hadapi ini? -
Individu lawan masyarakat (individual vs community) - Rasa keadilan lawan rasa
kasihan (justice vs mercy) - Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) -
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Pentingnya
mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun
membawa penajaman bahwa situasi yang Anda hadapi betul[1]betul
mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana
yang akan dipakai? Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema Dalam mengambil keputusan,
Seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu
mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada
diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan
muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa
saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang
dinamakan investigasi opsi trilema.
8. Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus
membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil.
Lihat kembali proses