Posted on
Jumat, 25 Januari 2013
Read More
Mengajari matematika di SD terutama kelas bawah harus hati - hati dan tidak boleh asal - asalan, guru harus bisa memberi pijakan berfikir yang benar dan tentu saja dengan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mereka akan menyukai matematika.
Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya kesuksesan menyertai mereka, seperti penggalan kalimat dalam iklan sebuah parfum di TV beberapa yang lalu, Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda. Dalam iklan ini tercermin begitu pentingnya sebuah kesan pertama, mengapa ? karena kesan pertama akan menentukan langkah selanjutnya, kesan pertama yang positif dan menyenangkan dalam mengenal matematika akan memperlancar langkah guru dalam mengajak mereka belajar matematika.
Menurut Jean Piage anak usia sekolah dasar kelas 1 - 3 berada pada tahap operasional konkrit. pada tahap ini, kemampuan anak untuk memahami materi masih terbatas pada hal - hal yang konkrit dan mereka akan lebih mudah memahami sesuatu dengan melakukan secara langsung.
Membangun pemahaman perkalian dengan benda konkrit pasti akan sangat menarik bagi mereka, berikut beberapa kegiatan yang dilakukan anak - anak kelas 2 SDIT Salman Al Farisi Yogyakarta dalam memahami perkalian sebagai bentuk lanjutan dari proses penjumlahan dan insyaallah kegiatan ini sangat seru dan mengesankan.
Sangat menarik perhatian anak - anak ketika guru menghadirkan benda - benda yang familiar bagi mereka, dalam mengenalkan konsep perkalian, anak - anak yang bertipe kinestetik akan sangat terbantu dengan model pembelajaran seperti ini. Guru meminta mereka maju ke depan dan mengisi 2 plastik dengan masing - masing plastik berisi 3 biji kacang, kemudian guru bersama - sama menjumlahkan kacang yang ada pada tiap kantong plastik. Konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang mulai terbentuk di benak mereka, insyaallah.
SAATNYA BELAJAR DI LUAR KELAS
Guru tidak boleh mengabaikan masa kanak - kanak mereka yang masih berada pada masa bermain, dengan belajar di luar semangat belajar mereka selalu terpancar di wajahnya
Tiap soal kami namai dengan Pos 1, 2, 3 dan 4, setiap pos kami sediakan beberapa kantong plastik
Pos 1, menghitung kerikil, mereka diminta mencari kerikil dan memasukkan kerikil dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan
Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya kesuksesan menyertai mereka, seperti penggalan kalimat dalam iklan sebuah parfum di TV beberapa yang lalu, Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda. Dalam iklan ini tercermin begitu pentingnya sebuah kesan pertama, mengapa ? karena kesan pertama akan menentukan langkah selanjutnya, kesan pertama yang positif dan menyenangkan dalam mengenal matematika akan memperlancar langkah guru dalam mengajak mereka belajar matematika.
Menurut Jean Piage anak usia sekolah dasar kelas 1 - 3 berada pada tahap operasional konkrit. pada tahap ini, kemampuan anak untuk memahami materi masih terbatas pada hal - hal yang konkrit dan mereka akan lebih mudah memahami sesuatu dengan melakukan secara langsung.
Membangun pemahaman perkalian dengan benda konkrit pasti akan sangat menarik bagi mereka, berikut beberapa kegiatan yang dilakukan anak - anak kelas 2 SDIT Salman Al Farisi Yogyakarta dalam memahami perkalian sebagai bentuk lanjutan dari proses penjumlahan dan insyaallah kegiatan ini sangat seru dan mengesankan.
Sangat menarik perhatian anak - anak ketika guru menghadirkan benda - benda yang familiar bagi mereka, dalam mengenalkan konsep perkalian, anak - anak yang bertipe kinestetik akan sangat terbantu dengan model pembelajaran seperti ini. Guru meminta mereka maju ke depan dan mengisi 2 plastik dengan masing - masing plastik berisi 3 biji kacang, kemudian guru bersama - sama menjumlahkan kacang yang ada pada tiap kantong plastik. Konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang mulai terbentuk di benak mereka, insyaallah.
SAATNYA BELAJAR DI LUAR KELAS
Guru tidak boleh mengabaikan masa kanak - kanak mereka yang masih berada pada masa bermain, dengan belajar di luar semangat belajar mereka selalu terpancar di wajahnya
Cuaca sangat cerah hujan rintik - rintik sepanjang malam membuat udara pagi menjadi sangat sejuk, kami mengajak anak - anak belajar perkalian di halaman, kami bagi anak - anak menjadi 6 kelompok, setiap kelompok harus bekerja sama saling menolong, setiap kelompok diberi tugas untuk mengerjakan permainan matematika yang kami tempel di dinding, ada 4 soal yang harus mereka selesaikan,
Dengan gaya santai dan cueknya mereka duduk di lantai , tanpa risih meskipun lantainya kotor.
Tiap soal kami namai dengan Pos 1, 2, 3 dan 4, setiap pos kami sediakan beberapa kantong plastik
Pos 1, menghitung kerikil, mereka diminta mencari kerikil dan memasukkan kerikil dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan
Pos 2, menghitung lego, mereka diminta menghitung lego yang sudah disediakan dan memasukkan lego dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan
Pos 3, menghitung kacang, mereka diminta menghitung kacang yang sudah disediakan dan memasukkan kacang dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan
Konsep perkalian sangat penting dipahamkan pada mereka, namun guru harus peka. Anak - anak akan lebih mudah memahami hal - hal yang dianggap lebih mudah dan cepat, guru harus mengajarkan anak konsep perkalian dengan benar 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 ( angka 3 ada 4 kali )setelah konsep sudah paham mereka akan dikenalkan dengan sifat perkalian yaitu komutatif, dengan sifat komutatif , anak - anak akan lebih mudah dalam menghitung perkalian, karenapada saatnya nanti anak - anak akan dihadapkan pada angka yang lebih besar, misalnya 40 x 2 = ....yang berarti mereka harus menghitung bilangan 2 dijumlahkan sebanyak 40 kali dengan sifat komutatifnya, perkalian itu bisa dibalik menjadi
2 x 40 = .....( menghitung bilangan 40 sebanyak 2 kali )
Kebahagiaan merasuk di sanubari, ketika melihat mereka bergairah dalam belajar.
Semoga posting ini bisa menginspirasi temen - temen guru dalam mencerdaskan penerus bangsa.
,