Posted on
Selasa, 19 Maret 2013
Read More
Puisi sebagai curahan perasaan dan
pikiran atau ekspresi dari dalam diri kita kekaguman, kebahagiaan dan kesedihan
terukir dalam huruf demi huruf baris demi baris tergores indah di kertas putih
yang membuat takjub mereka yang membacanya.
Larik – larik penuh makna
dalam puisi di atas adalah hasil
karya mereka , saya tidak mengira, mereka begitu lancar mengukir bayangan dan
mengalirkan kata – kata menjadi kalimat yang indah
Sebelum karya indah itu tercipta
dari pikiran mereka, beberapa
langkah saya lakukan untuk memberi
inspirasi kepada mereka.
Menulis adalah ketrampilan produktif yang dapat
diperoleh sesudah melawati ketrampilan menyimak, berbicara dan membaca,
Berikut
langkah – langkahnya :
Pertemuan
Pertama
Dalam pertemuan pertama, saya memberi
contoh sebuah puisi dengan judul bunga matahari, puisi sederhana dengan tema
yang dekat dengan anak, kemudian kami
baca bersama – sama puisi tersebut dengan lafal dan intonasi yang benar, saya meminta mereka
menyalin puisi tersebut di buku tulis mereka
Pertemuan kedua saya mengajak mereka
membuat puisi dengan tema binatang kupu – kupu, saya menuliskan satu kalimat
di baris pertama kemudian baris berikutnya mereka yang meneruskan.
Berikut puisi hasil karya mereka
secara bersama - sama
Pertemuan
ketiga
Langkah ke tiga mereka saya minta
untuk membuat puisi dengan tema yang berbeda, yaitu matahari
Demikian rancangan sekaligus hasil belajar siswa di kelas dua
dengan mengambil Kompetensi Dasar menulis puisi
Semoga posting saya ini bisa memberl
inspirasi kepada guru – guru sehingga pembelajaran menulis puisi bukan lagi
pelajaran yang menakutkan dan membosankan dapat membangkitkan semangat mereka
dalam berkarya puisi.
Posted on
Sabtu, 09 Maret 2013
Ketika mentari terbenam, bulan perlahan menampakkan diri, langit biru berubah menjadi hitam, kehidupan mulai berganti, kegelapan mulai datang, kegelapan akan menjadi indah…sangat indah ....saat kita berani menghadapinya. Kisah ini mungkin satu dari kisah – kisah yang sama yang sering dialami oleh para guru, tapi ini mungkin akan menjadi salah satu cerita yang bisa merubah cahaya gelap menjadi setitik cahaya terang
Tinggal di sebuah kota yang tidak pernah tidur, dari fajar subuh yang merekah, hingga malam yang melela. Tiap hari bersitegang dengan padatnya lalu lintas pagi hingga sore, jalan raya penuh sesak dengan aneka jenis dan merek kendaraan. Kemacetan terjadi di mana-mana. Aku jadi teringat kota kecil yang sejuk nyaman dan tenang, tidak mengenal kemacetan, setiap jalan terlihat lebar dengan pemandangan nan asri di sepanjang jalan, Gunung Slamet yang menjulang tinggi terlihat sangat anggun sepanjang hari . Pulang kerja masih ada kesempatan untuk bersapa dengan tetangga mengajak anak – anak berlari – lari ditengah hamparan rumput hijau , berselimut awan sambil berkejar – kejaran dengan belalang. Sebuah kota yang ada kalanya waktu bisa berhenti, suasana malam begitu lengang, nikmat menelusup disetiap tulang – tulang sendi, melepas penat dari pagi hingga sore. Aku rindu kota itu…..
Belum ganti baju, hanya lepas kerudung dan kaus kaki aku langsung masuk kamar, aku ingin melepas penat setelah seharian mengajar sendiri karena guru pendampingku resign dan sampai sekarang belum dapat penggantinya, aku sendirian membimbing mereka, membantu mereka 36 anak , menemani mereka dari jam 07 – 14.00 tanpa istirahat non stop, “terbayang wajah Yasin, Ahmad, Fiya, Azam… mereka anak anak yang perlu bimbingan ekstra…” maafkan, Bu Guru Nak , aku tidak bisa membimbingmu seperti yang kau inginkan”. Terbayang juga anak – anak yang lain yang butuh kesabaran dan kelembutan untuk membuat mereka konsentrasi. Hem……… sebelum pikiran – pikiran buruk pengendor semangat meraja lela di pikiranku…segera, kutarik bibirku meskipun belum kelihatan tersenyum karena hatiku belum ikut tersenyum, kupandangi pepohonan depan rumahku yang kelihatan dari jendela kamarku, kulihat bunga alamanda yang merambat di pohon kamboja, warna pink semburat merah dan warna kuning bunga alamanda berpadu di satu pohon melambai – lambai ditiup angin membuat hatiku tersentuh..…” tersenyumlah ibu guruku lihat betapa indahnya tubuhku kami bersatu dalam perbedaan dan kami saling membantu mengarungi kehidupan ini aku akan ikut mewarnai hari harimu dengan warnaku yang indah, merah putih dan kuning” ….hemm ku tarik nafasku dalam – dalam senyumku semakin mengembang, dengan senyum aku bisa menciptakan kebahagiaan disekitarku, senyum adalah ketenangan bagi kegelisahanku.
Setelah lelap tidur semalam ku buka mataku, ku sapa pagi dengan hati penuh rasa syukur
Kupeluk pagi dengan seluruh tubuhku, hidup penuh dengan rasa syukur adalah jalan pintas menuju kebahagiaan lahir batin. Tubuhku sudah segar kembali, ku tarik nafas dalam – dalam sambil berucap “ Terima kasih ya Allah “
Mengarungi samudera kehidupan ,
kita ibarat para pengembara,
hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa untuk berpangku tangan
Setiap tetes ………………………………………
Nasyid Bingkai Kehidupan dari Shoutul Harokah mengalun bersemangat membawa penghuni rumah untuk mulai beraktifitas pagi, anak – anakku bangun dengan malas – malas, namun melihat uminya sudah memakai baju seragam dan sambil bersenandung menyiapkan sarapan pagi mereka jadi ikut semangat, tubuh mereka masih lemah tapi wajah mereka sudah menyiratkan semangat pagi
Assalamualaikum “ sapaku ketika melihat mereka sudah keluar dari kamar.
Hanya butuh seperempat jam mereka sudah siap dengan seragam sekolahnya, apalagi anak laki lakiku yang bungsu, masuk kamar mandi baru 3 menit sudah selesai, he..he..yang penting basah. Kalo mandi pagi saya biarkan tapi kalo mandi sore harus saya bantu. Dengan membantu bukan berarti aku tidak mengajari anak untuk mandiri, Anak masih perlu arahan untuk melakukan hal yang benar dan meninggalkan yang salah.
Setelah makan pagi kami berangkat bersama – sama, enak ya…ngajar sambil momong
Dengan semangat yang terus kupupuk, aku berangkat sekolah bersama anak – anakku, anugrah dariNya, kubawa motorku dengan pelan… sambil tetap mempertahankan semangat, kutepiskan setiap kali pikiran buruk datang, berpikir tentang sesuatu baik atau buruk sama artinya dengan merencanakan sesuatu itu untuk terjadi, jika aku memikirkan tentang kebahagiaan berarti aku merencanakan kebahagiaan untuk terjadi hari ini dalam hidup ku, tapi jika aku berpikir tentang kesulitan, berarti aku merencanakan kesulitan itu akan terjadi nanti
Teringat kiriman pesan dari Kepala Sekolah tadi malam “ Bu kita harus kerja keras, murid – murid kelas 2 sudah ketinggalan materi,“ Hemm its never mind, Allah akan bersamaku, pikiran dan tenaga sudah maksimal ku kerahkan untuk memberi materi pelajaran pada mereka selanjutnya ku serahkan semua pada Allah , aku hanya menginginkan anak – anak kelas dua bahagia belajar bersamaku, bahagia menerima materi dengan muatan kurikulum sekarang yang terlalu membebani anak, bahagia melewati serangkaian tes, UTS lah, TKM lah,.biarlah Allah yang akan bekerja dengan kekuatannya untuk mengabulkan keinginanku. Pemikiran yang salah bahwa dalam hidup kita harus berjuang meraih semua keinginan kita dengan berusaha keras, membanting tulang sampai remuk tak berdaya ( Ah....nggak segitu juga kali…). Padahal Allah sudah menjanjikan berbagai kemudahan mengiringi kita, jika dalam ikhtiarnya kita mau bersyukur, menikmati proses dan menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah.
“ Priiii…t “ Suara peluit Pak Jono, satpan sekolah, membuyarkan lamunanku. Selama perjalananku dari rumah ke sekolah pikiranku melayang – layang tidak konsentrasi di jalan, untung Dia masih melindungi kami, terima kasih ya Allah.
Pintu gerbang sekolah sudah di depanku, tampak siswa – siswa berseragam merah putih berduyun – duyun memasuki gerbang. Kuperlambat motorku dan ku buka helm
“ Bu Iput “ Sapa Zahra, murid kelas 2 yang berhati lembut.
“ Assalamu’alaikum Bu “ Sahut murid – murid kelas dua lainnya sambil menyunggingkan senyum bahagianya, menyapa dan bergantian menyalami aku . Ah mereka tampak bahagia sekali melihat bu gurunya datang.
Kubalas salam mereka, tanpa kusadari senyuman mereka semakin menghipnotis pikiranku, melupakan kegelisahan dan masalah yang di hadapi di kelas. Kutatap mata mereka yang bening, akankah ku nodai mereka dengan menjejalkan materi – materi pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum agar targetnya bisa tercapai tepat pada waktunya. tanpa memikirkan kemampuan mereka. Uft ….tidak, nggak mungkin kulakukan itu pada mereka…
Aku berjalan pelan diiringi murid- muridku yang tadi menyambutku, kumasuki ruang kelas 2 dan menyapa murid – murid yang sudah ada di kelas “ Assalamu’alaikum anak - anak “ sahutku yang langsung disambut mereka dengan muka berseri – seri, ajaib ulasan senyumku yang menyinari ruang kelas 2 dapat meluluhkan hati murid – murid yang masih bĂȘte, bawaan dari rumah ( mungkin di rumah tadi mereka masih males bangun, atau males makan pagi, atau juga males mandi, kadang bĂȘtenya di rumah kebawa ke sekolah ) Sungguh indah hari ini, hanya dengan senyum perbuatan yang sepele dan sangat kecil, gratis lagi. Tetapi perbuatan itu mampu mengobati dan menyembuhkan kekesalan, kegundahan hati, kepanikan dan bahkan kesedihan.
Kusiapkan materi hari ini terus terang perencanaan ku lakukan asal – asalan, dalam hati aku tidak menginginkan itu, aku yang terbiasa bekerja dengan sempurna, ( sebelum mengajar menguasai seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan, membuat perangkat pembelajaran) kali ini harus menerima keadaan, tapi apa boleh buat, Aku hanya berharap pada kekuatan hati yang luar biasa, kata Erbe Sentanu semua benda yang tidak tampak seperti pikiran dan perasaan memiliki getaran vibrasi yang lebih cepat dan lebih kuat dan barang siapa terampil menggunakannya akan memiliki hidup yang sukses dan bahagia . Doaku semoga Allah mendengar keinginan dari hatiku, aku ingin mereka berhasil mencapai target tapi aku tidak ingin memberatkan mereka dengan capaian target itu.
“ Assalamu’alaikum “ kubuka pelajaran hari ini dengan memberi salam.
Hanya ada beberapa anak yang menjawab salamku, Kuedarkan pandangan ke seluruh kelas, ku lihat Yasin, Farrel , Rakan dan Zaki dan murid – murid yang lain, aku ingin mereka dapat menemukan cinta di kelas ini. Dengan gaya belajar kinestetiknya yang mengharuskan selalu menggerakkan tubuhnya dalam belajar, membuat mereka sering dicap sebagai anak yang bandel, tidak disiplin dan lain – lain. aku berusaha meraih perhatian mereka dengan melakukan ice breaking. kuajak mereka bernyanyi sambil bergerak . Lirik yang mudah dan gerakan yang lucu membuat mereka tertarik dan bersemangat. Senyum sudah mengembang dibibir dan mata mereka berbinar, Kelihatannya mereka sudah siap menerima pelajaran dari aku.
“ Salman Al Farisi “ Break the lesson ala Salman kuucapkan untuk mengendalikan fokus mereka agar kembali ke pokok materi dengan relaks dan menyenangkan
Mereka duduk dengan rapi, semua terpusat kepadaku siap mendengar kalimat demi kalimat yang kuucapkan. Aku sering tercekat dan trenyuh dengan sikap mereka. Kehangatan emosional yang selama ini kuterapkan di kelas 2 sudah membuahkan hasil, kehangatan emosional yang terekspresi lewat senyum. Transfer ilmu jadi lancar manakala guru selalu menebarkan senyumnya disetiap sesi – sesi pembelajaran, dengan senyum suasana kelas menjadi bergairah, sesulit apapun pelajarannya, jika disampaikan dengan menarik dan dibumbui senyum, maka gairah belajar akan timbul dan hasilnya…bisa dilihat hasil UTS dan TKM murid kelas 2 semester ini. Semua karena campur tangan Allah yang luar biasa di dalam kelas ini, aku hanya menikmati dan mensyukuri setiap apapun yang diamanahkan Beliau kepadaku .
Read More
Senyumku Penebar Semangatmu
Ketika mentari terbenam, bulan perlahan menampakkan diri, langit biru berubah menjadi hitam, kehidupan mulai berganti, kegelapan mulai datang, kegelapan akan menjadi indah…sangat indah ....saat kita berani menghadapinya. Kisah ini mungkin satu dari kisah – kisah yang sama yang sering dialami oleh para guru, tapi ini mungkin akan menjadi salah satu cerita yang bisa merubah cahaya gelap menjadi setitik cahaya terang
****
Belum ganti baju, hanya lepas kerudung dan kaus kaki aku langsung masuk kamar, aku ingin melepas penat setelah seharian mengajar sendiri karena guru pendampingku resign dan sampai sekarang belum dapat penggantinya, aku sendirian membimbing mereka, membantu mereka 36 anak , menemani mereka dari jam 07 – 14.00 tanpa istirahat non stop, “terbayang wajah Yasin, Ahmad, Fiya, Azam… mereka anak anak yang perlu bimbingan ekstra…” maafkan, Bu Guru Nak , aku tidak bisa membimbingmu seperti yang kau inginkan”. Terbayang juga anak – anak yang lain yang butuh kesabaran dan kelembutan untuk membuat mereka konsentrasi. Hem……… sebelum pikiran – pikiran buruk pengendor semangat meraja lela di pikiranku…segera, kutarik bibirku meskipun belum kelihatan tersenyum karena hatiku belum ikut tersenyum, kupandangi pepohonan depan rumahku yang kelihatan dari jendela kamarku, kulihat bunga alamanda yang merambat di pohon kamboja, warna pink semburat merah dan warna kuning bunga alamanda berpadu di satu pohon melambai – lambai ditiup angin membuat hatiku tersentuh..…” tersenyumlah ibu guruku lihat betapa indahnya tubuhku kami bersatu dalam perbedaan dan kami saling membantu mengarungi kehidupan ini aku akan ikut mewarnai hari harimu dengan warnaku yang indah, merah putih dan kuning” ….hemm ku tarik nafasku dalam – dalam senyumku semakin mengembang, dengan senyum aku bisa menciptakan kebahagiaan disekitarku, senyum adalah ketenangan bagi kegelisahanku.
****
Kupeluk pagi dengan seluruh tubuhku, hidup penuh dengan rasa syukur adalah jalan pintas menuju kebahagiaan lahir batin. Tubuhku sudah segar kembali, ku tarik nafas dalam – dalam sambil berucap “ Terima kasih ya Allah “
Mengarungi samudera kehidupan ,
kita ibarat para pengembara,
hidup ini adalah perjuangan,
Tiada masa untuk berpangku tangan
Setiap tetes ………………………………………
Nasyid Bingkai Kehidupan dari Shoutul Harokah mengalun bersemangat membawa penghuni rumah untuk mulai beraktifitas pagi, anak – anakku bangun dengan malas – malas, namun melihat uminya sudah memakai baju seragam dan sambil bersenandung menyiapkan sarapan pagi mereka jadi ikut semangat, tubuh mereka masih lemah tapi wajah mereka sudah menyiratkan semangat pagi
Assalamualaikum “ sapaku ketika melihat mereka sudah keluar dari kamar.
Hanya butuh seperempat jam mereka sudah siap dengan seragam sekolahnya, apalagi anak laki lakiku yang bungsu, masuk kamar mandi baru 3 menit sudah selesai, he..he..yang penting basah. Kalo mandi pagi saya biarkan tapi kalo mandi sore harus saya bantu. Dengan membantu bukan berarti aku tidak mengajari anak untuk mandiri, Anak masih perlu arahan untuk melakukan hal yang benar dan meninggalkan yang salah.
Setelah makan pagi kami berangkat bersama – sama, enak ya…ngajar sambil momong
Dengan semangat yang terus kupupuk, aku berangkat sekolah bersama anak – anakku, anugrah dariNya, kubawa motorku dengan pelan… sambil tetap mempertahankan semangat, kutepiskan setiap kali pikiran buruk datang, berpikir tentang sesuatu baik atau buruk sama artinya dengan merencanakan sesuatu itu untuk terjadi, jika aku memikirkan tentang kebahagiaan berarti aku merencanakan kebahagiaan untuk terjadi hari ini dalam hidup ku, tapi jika aku berpikir tentang kesulitan, berarti aku merencanakan kesulitan itu akan terjadi nanti
Teringat kiriman pesan dari Kepala Sekolah tadi malam “ Bu kita harus kerja keras, murid – murid kelas 2 sudah ketinggalan materi,“ Hemm its never mind, Allah akan bersamaku, pikiran dan tenaga sudah maksimal ku kerahkan untuk memberi materi pelajaran pada mereka selanjutnya ku serahkan semua pada Allah , aku hanya menginginkan anak – anak kelas dua bahagia belajar bersamaku, bahagia menerima materi dengan muatan kurikulum sekarang yang terlalu membebani anak, bahagia melewati serangkaian tes, UTS lah, TKM lah,.biarlah Allah yang akan bekerja dengan kekuatannya untuk mengabulkan keinginanku. Pemikiran yang salah bahwa dalam hidup kita harus berjuang meraih semua keinginan kita dengan berusaha keras, membanting tulang sampai remuk tak berdaya ( Ah....nggak segitu juga kali…). Padahal Allah sudah menjanjikan berbagai kemudahan mengiringi kita, jika dalam ikhtiarnya kita mau bersyukur, menikmati proses dan menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah.
“ Priiii…t “ Suara peluit Pak Jono, satpan sekolah, membuyarkan lamunanku. Selama perjalananku dari rumah ke sekolah pikiranku melayang – layang tidak konsentrasi di jalan, untung Dia masih melindungi kami, terima kasih ya Allah.
Pintu gerbang sekolah sudah di depanku, tampak siswa – siswa berseragam merah putih berduyun – duyun memasuki gerbang. Kuperlambat motorku dan ku buka helm
“ Bu Iput “ Sapa Zahra, murid kelas 2 yang berhati lembut.
“ Assalamu’alaikum Bu “ Sahut murid – murid kelas dua lainnya sambil menyunggingkan senyum bahagianya, menyapa dan bergantian menyalami aku . Ah mereka tampak bahagia sekali melihat bu gurunya datang.
Kubalas salam mereka, tanpa kusadari senyuman mereka semakin menghipnotis pikiranku, melupakan kegelisahan dan masalah yang di hadapi di kelas. Kutatap mata mereka yang bening, akankah ku nodai mereka dengan menjejalkan materi – materi pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum agar targetnya bisa tercapai tepat pada waktunya. tanpa memikirkan kemampuan mereka. Uft ….tidak, nggak mungkin kulakukan itu pada mereka…
Aku berjalan pelan diiringi murid- muridku yang tadi menyambutku, kumasuki ruang kelas 2 dan menyapa murid – murid yang sudah ada di kelas “ Assalamu’alaikum anak - anak “ sahutku yang langsung disambut mereka dengan muka berseri – seri, ajaib ulasan senyumku yang menyinari ruang kelas 2 dapat meluluhkan hati murid – murid yang masih bĂȘte, bawaan dari rumah ( mungkin di rumah tadi mereka masih males bangun, atau males makan pagi, atau juga males mandi, kadang bĂȘtenya di rumah kebawa ke sekolah ) Sungguh indah hari ini, hanya dengan senyum perbuatan yang sepele dan sangat kecil, gratis lagi. Tetapi perbuatan itu mampu mengobati dan menyembuhkan kekesalan, kegundahan hati, kepanikan dan bahkan kesedihan.
Kusiapkan materi hari ini terus terang perencanaan ku lakukan asal – asalan, dalam hati aku tidak menginginkan itu, aku yang terbiasa bekerja dengan sempurna, ( sebelum mengajar menguasai seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan, membuat perangkat pembelajaran) kali ini harus menerima keadaan, tapi apa boleh buat, Aku hanya berharap pada kekuatan hati yang luar biasa, kata Erbe Sentanu semua benda yang tidak tampak seperti pikiran dan perasaan memiliki getaran vibrasi yang lebih cepat dan lebih kuat dan barang siapa terampil menggunakannya akan memiliki hidup yang sukses dan bahagia . Doaku semoga Allah mendengar keinginan dari hatiku, aku ingin mereka berhasil mencapai target tapi aku tidak ingin memberatkan mereka dengan capaian target itu.
“ Assalamu’alaikum “ kubuka pelajaran hari ini dengan memberi salam.
Hanya ada beberapa anak yang menjawab salamku, Kuedarkan pandangan ke seluruh kelas, ku lihat Yasin, Farrel , Rakan dan Zaki dan murid – murid yang lain, aku ingin mereka dapat menemukan cinta di kelas ini. Dengan gaya belajar kinestetiknya yang mengharuskan selalu menggerakkan tubuhnya dalam belajar, membuat mereka sering dicap sebagai anak yang bandel, tidak disiplin dan lain – lain. aku berusaha meraih perhatian mereka dengan melakukan ice breaking. kuajak mereka bernyanyi sambil bergerak . Lirik yang mudah dan gerakan yang lucu membuat mereka tertarik dan bersemangat. Senyum sudah mengembang dibibir dan mata mereka berbinar, Kelihatannya mereka sudah siap menerima pelajaran dari aku.
“ Salman Al Farisi “ Break the lesson ala Salman kuucapkan untuk mengendalikan fokus mereka agar kembali ke pokok materi dengan relaks dan menyenangkan
Mereka duduk dengan rapi, semua terpusat kepadaku siap mendengar kalimat demi kalimat yang kuucapkan. Aku sering tercekat dan trenyuh dengan sikap mereka. Kehangatan emosional yang selama ini kuterapkan di kelas 2 sudah membuahkan hasil, kehangatan emosional yang terekspresi lewat senyum. Transfer ilmu jadi lancar manakala guru selalu menebarkan senyumnya disetiap sesi – sesi pembelajaran, dengan senyum suasana kelas menjadi bergairah, sesulit apapun pelajarannya, jika disampaikan dengan menarik dan dibumbui senyum, maka gairah belajar akan timbul dan hasilnya…bisa dilihat hasil UTS dan TKM murid kelas 2 semester ini. Semua karena campur tangan Allah yang luar biasa di dalam kelas ini, aku hanya menikmati dan mensyukuri setiap apapun yang diamanahkan Beliau kepadaku .
******
Posted on
Sabtu, 16 Februari 2013
Read More
Seluruh kecerdasan berbahasa yang
dimiliki anak akan melejit apabila di beri ruang dan kesempatan untuk
berkembang. Guru harus dapat menciptakan
lingkungan yang mampu mengasah
kecerdasan mereka dan memfasilitasi tumbuhnya kecerdasan mereka . Rangsangan
pembelajaran yang tepat akan mendapatkan hasil
yang optimal sehingga
potensi mereka akan melejit luar
biasa.
Pembelajaran menulis memakai
prinsip dari mudah ke sukar atau dari sederhana ke rumit. Untuk mencapai hasil yang baik
pembelajaran menulis dimulai dari tahap yang paling mudah . Menurut materi yang
di sampaikan oleh Widyaiswara LPMP Drs
Slamet Trihartanto, ada 2 tahap dalam pembelajaran menulis , yaitu tahap
menulis permulaan dan tahap menulis lanjutan . Tahap menulis permulaan diberikan
di kelas rendah yaitu kelas 1 – 3 sedangkan kelas 4 - 6 diberi pembelajaran
menulis lanjutan.
Kali ini saya akan memposting pembelajaran menulis di kelas 2 SDIT Salman Al
Farisi Jogjakarta. Menulis adalah menuangkan sesuatu yang telah ada
dalam pikiran mereka, sehingga tugas gurulah untuk mengisi pikiran mereka
dengan pengetahuan atau pengalaman yang akan ditulis. Dalam kompetensi dasar
Bahasa Indonesia kelas 2 , Menceritakan
kembali cerita anak yang didengarkan
dengan menggunakan kata-kata sendiri. diharapkan setelah guru menceritakan sebuah dongeng anak mampu
menceritakan kembali isi dongeng tersebut ke dalam bahasa mereka secara
tertulis .
Guru harus kreatif dalam memilih tehnik dan strategi dalam merancang pembelajaran menulis
agar tujuan pembelajaran menulis dapat tercapai dengan baik, berikut beberapa langkah dalam proses
pembelajarannya ;
1. Langkah pertama guru menceritakan sebuah cerita
keluarga dengan bantuan gambar, media
gambar sangat membantu kelancaran mereka
dalam mengekspresikan gagasannya dan mengolah
kata demi kata kalimat demi
kalimat ke dalam bahasa tulis
2. Langkah
kedua guru menanyakan isi cerita tersebut secara lisan untuk menguatkan kembali
ingatan mereka mengenai isi ceritanya
3. Langkah
ketiga guru memberi beberapa pertanyaan pada anak secara lisan, karena sebuah
cerita/karangan merupakan rangkaian
jawaban atas beberapa pertanyaan.
4. Langkah
keempat guru meminta anak menceritakan kembali isi cerita tersebut ke dalam bahasa
mereka secara tertulis
Hasilnya......Luar biasa ,sekarang lihatlah hasil
karya tulis mereka……
Keluarga Pak Rahmat
Keluarga Pak Rahmat sedang bermusyawarah ingin liburan kemana ?
Doni ingin ke kebun binatang karena Doni ingin melihat patung dinosaurus
Rara ingin ke kolam renang terus Pak Rahmat ingin ke gunung karena di
gunung ada kolam renang air panas dan ada patung dinosaurus. Bu Rahma ingin ke
pantai karena di pantai kita bisa berenang. Pak Rahmat bilang kita liburan ke
gunung saja terus Doni dan Rara juga Bu Rahma menyetujui keputusan Pak Rahmat. Akhirnya Doni Rara dan Bu Rahma bersiap – siap
ke gunung . Doni, Rara dan Bu Rahma berangkat. Di perjalanan Doni dan Rara
melihat pemandangan yang bagus. Akhirnya sampai juga ke gunung, mereka pertama
ke kebun teh kedua mereka berenang air panas dan yang terakhir mereka melihat
patung dinosaurus kata Doni patungnya lucu sekali. Akhirnya mereka pulang.
Shofi
Keluarga Pak Rahmat
Ada satu keluarga yang mau liburan. Mereka bermusyawarah. Mereka sudah
memilih keputusan ke gunung Slamet. Doni ingin melihat patung dinosaurus, Bu Rahma
melihat kebun teh, Rara dan yang lainnya berenang itu adalah peristiwa yang
menyenangkan.
Hatta
Keluarga Pak Rahmat
Ayah, ibu doni dan rara sedang bermusyawarah untuk berlibur. Rara memilih
pergi ke kolam renang ibu memilih pergi ke pantai, Doni memilih pergi ke kebun
binatang ayah memilih pergi ke Gunung Slamet. Doni bilang dia sangat ingin
melihat patung dinosaurus di kebun binatang, Rara bilang dia sangat ingin
berenang di kolam renang. Ibu juga ingin berenang tapi di pantai. Ayah ingin
melihat pemandangan di gunung Slamet , ayah bilang di gunung Slamet juga ada
patung dinosaurus, digunung juga ada kolam renang air hangat, disana tidak ada
pantai, Doni marah karena idenya tidak disetujui, awalnya mereka tidak setuju
tapi karena di gunung ada yang mereka inginkan, ya sudah mereka menerima
keputusan.
Mereka siap – siap untuk berlibur mereka membawa peralatan mandi, makan
dan minuman. Dari Jogja mereka naik mobil 4 jam mereka sampai di tujuan ,sesampai
di gunung mereka melihat teh sehabis
mereka melihat kebun teh mereka berenang di kolam air hangat.
Mehrun
Keluarga Pak Rahmat
Pak Rahmat dan keluarganya sedang bermusyawarah. Doni usul ke kebun
binatang, Rara usul ke kolam renang, ayah usul ke gunung dan ibu usul ke
pantai. Doni ingin melihat dinosaurus ibu ingin melihat pemandangan di pantai ,
dipantai kan juga bisa berenang dan bermain pasir.Kata ayah sekarang kan baru
musim badai. Bagaimana kalau ke gunung, di gunung juga ada dinosaurus ibu juga
bisa berenang di taman ada kolam renang.
Mereka pun bersiap – siap perjalanan
memakan waktu 4 jam. Diperjalanan doni melihat kebun teh setelah sampai
mereka melihat pemandangan gunung Slamet lalu mereka melihat patung dinosaurus
patung itu aneh sekali, setelah mereka melihat patung dinosaurus mereka mandi
air panas Doni dan Rara senang mandi air panas. Setelah mereka selesai , mereka
makan siang lalu mereka pulang dan istirahat .
Reza
Keluarga Pak Rahmat
Keluarga pak Rahmat bermusyawarah akhirnya keluarga pak Rahmat berkumpul.
Kata Doni aku mau pergi ke kebun binatang dan kata Rara aku ingin pergi ke
kolam renang kata ibu, ibu ingin pergi ke laut, ayah mau pergi ke gunung Slamet
kata teman ayah di gunung Slamet ada patung dinosaurus dan ibu bisa berenang
disana pemandangannya indah sekali dan ada tanaman daun teh dan Doni dan Rara
berenang air panas habis berenang air panas Doni mau melihat dinosaurus dan
habis melihat dinosaurus kita makan dan minum terus kita pulang,
Adzkia
Keluarga Pak Rahmat
Keluarga Pak Rahmat bermusyawarah Rara memilih pergi berenang Doni
memilih pergi ke kebun binatang, ibu memilih pergi ke pantai ayah memilih pergi
ke gunung Slamet akhirnya mereka berembuk dan kata ayah di gunung itu ada pemandangan
yang sangat indah Doni ingin ke kebun binatang karena disana ada patung
dinosaurus dan kata ibu di pantai bisa berenang dan kata Rara disana bisa
berenang dan kata ayah sekarang lagi
musim badai jadi kalau ke pantai berbahaya. Gimana ? kata ayah di gunung ada
patung dinosaurus dan kolam renang juga ada. Keluarga Pak Rahmat sudah berembuk
dan keputusannya adalah pergi ke gunung. Mereka bersiap – siap, mereka
menyiapkan baju dan perlengkapan mandi dan paginya keluarga Pak Rahmat pergi,
selama perjalanan keluarga Pak Rahmat melihat kebun teh dan melihat pak tani
kemudian mereka berenang air panas di sana penyakit gatal – gatal bisa sembuh
dan penyakit bisulan juga bisa sembuh, sehabis berenang Doni dan Rara lapar
mereka makan sehabis makan Doni melihat patung dinosaurus kata Doni patungnya
sangat lucu. Mereka sangat senang pergi ke gunung perjalanan mereka dari Jogja
ke Purwokerto 4 jam karena mereka tidak pernah berhenti.
Alya
Keluarga Pak Rahmat
Pak Rahmat, bu Rahma, Doni dan Rara keluarga inti, Rara mau ke kolam
renang, Doni ingin ke kebun binatang, Bu Rahma mau ke pantai Pak Rahmat mau ke
gunung Slamet disana ada kolam air panas disana ada patung dinosaurus akhirnya
mereka pergi ke gunung slamet disana banyak pemandangan yang indah sekali di
gunung ada kebun teh. Doni dan Rara senang berenang di kolam air panas.
Zahra
Posted on
Jumat, 25 Januari 2013
Read More
Mengajari matematika di SD terutama kelas bawah harus hati - hati dan tidak boleh asal - asalan, guru harus bisa memberi pijakan berfikir yang benar dan tentu saja dengan pembelajaran yang menyenangkan sehingga mereka akan menyukai matematika.
Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya kesuksesan menyertai mereka, seperti penggalan kalimat dalam iklan sebuah parfum di TV beberapa yang lalu, Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda. Dalam iklan ini tercermin begitu pentingnya sebuah kesan pertama, mengapa ? karena kesan pertama akan menentukan langkah selanjutnya, kesan pertama yang positif dan menyenangkan dalam mengenal matematika akan memperlancar langkah guru dalam mengajak mereka belajar matematika.
Menurut Jean Piage anak usia sekolah dasar kelas 1 - 3 berada pada tahap operasional konkrit. pada tahap ini, kemampuan anak untuk memahami materi masih terbatas pada hal - hal yang konkrit dan mereka akan lebih mudah memahami sesuatu dengan melakukan secara langsung.
Membangun pemahaman perkalian dengan benda konkrit pasti akan sangat menarik bagi mereka, berikut beberapa kegiatan yang dilakukan anak - anak kelas 2 SDIT Salman Al Farisi Yogyakarta dalam memahami perkalian sebagai bentuk lanjutan dari proses penjumlahan dan insyaallah kegiatan ini sangat seru dan mengesankan.
Sangat menarik perhatian anak - anak ketika guru menghadirkan benda - benda yang familiar bagi mereka, dalam mengenalkan konsep perkalian, anak - anak yang bertipe kinestetik akan sangat terbantu dengan model pembelajaran seperti ini. Guru meminta mereka maju ke depan dan mengisi 2 plastik dengan masing - masing plastik berisi 3 biji kacang, kemudian guru bersama - sama menjumlahkan kacang yang ada pada tiap kantong plastik. Konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang mulai terbentuk di benak mereka, insyaallah.
SAATNYA BELAJAR DI LUAR KELAS
Guru tidak boleh mengabaikan masa kanak - kanak mereka yang masih berada pada masa bermain, dengan belajar di luar semangat belajar mereka selalu terpancar di wajahnya
Tiap soal kami namai dengan Pos 1, 2, 3 dan 4, setiap pos kami sediakan beberapa kantong plastik
Pos 1, menghitung kerikil, mereka diminta mencari kerikil dan memasukkan kerikil dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan
Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya kesuksesan menyertai mereka, seperti penggalan kalimat dalam iklan sebuah parfum di TV beberapa yang lalu, Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda. Dalam iklan ini tercermin begitu pentingnya sebuah kesan pertama, mengapa ? karena kesan pertama akan menentukan langkah selanjutnya, kesan pertama yang positif dan menyenangkan dalam mengenal matematika akan memperlancar langkah guru dalam mengajak mereka belajar matematika.
Menurut Jean Piage anak usia sekolah dasar kelas 1 - 3 berada pada tahap operasional konkrit. pada tahap ini, kemampuan anak untuk memahami materi masih terbatas pada hal - hal yang konkrit dan mereka akan lebih mudah memahami sesuatu dengan melakukan secara langsung.
Membangun pemahaman perkalian dengan benda konkrit pasti akan sangat menarik bagi mereka, berikut beberapa kegiatan yang dilakukan anak - anak kelas 2 SDIT Salman Al Farisi Yogyakarta dalam memahami perkalian sebagai bentuk lanjutan dari proses penjumlahan dan insyaallah kegiatan ini sangat seru dan mengesankan.
Sangat menarik perhatian anak - anak ketika guru menghadirkan benda - benda yang familiar bagi mereka, dalam mengenalkan konsep perkalian, anak - anak yang bertipe kinestetik akan sangat terbantu dengan model pembelajaran seperti ini. Guru meminta mereka maju ke depan dan mengisi 2 plastik dengan masing - masing plastik berisi 3 biji kacang, kemudian guru bersama - sama menjumlahkan kacang yang ada pada tiap kantong plastik. Konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang mulai terbentuk di benak mereka, insyaallah.
SAATNYA BELAJAR DI LUAR KELAS
Guru tidak boleh mengabaikan masa kanak - kanak mereka yang masih berada pada masa bermain, dengan belajar di luar semangat belajar mereka selalu terpancar di wajahnya
Cuaca sangat cerah hujan rintik - rintik sepanjang malam membuat udara pagi menjadi sangat sejuk, kami mengajak anak - anak belajar perkalian di halaman, kami bagi anak - anak menjadi 6 kelompok, setiap kelompok harus bekerja sama saling menolong, setiap kelompok diberi tugas untuk mengerjakan permainan matematika yang kami tempel di dinding, ada 4 soal yang harus mereka selesaikan,
Dengan gaya santai dan cueknya mereka duduk di lantai , tanpa risih meskipun lantainya kotor.
Tiap soal kami namai dengan Pos 1, 2, 3 dan 4, setiap pos kami sediakan beberapa kantong plastik
Pos 1, menghitung kerikil, mereka diminta mencari kerikil dan memasukkan kerikil dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan
Pos 2, menghitung lego, mereka diminta menghitung lego yang sudah disediakan dan memasukkan lego dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan
Pos 3, menghitung kacang, mereka diminta menghitung kacang yang sudah disediakan dan memasukkan kacang dalam sejumlah plastik yang sudah ditentukan
Konsep perkalian sangat penting dipahamkan pada mereka, namun guru harus peka. Anak - anak akan lebih mudah memahami hal - hal yang dianggap lebih mudah dan cepat, guru harus mengajarkan anak konsep perkalian dengan benar 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 ( angka 3 ada 4 kali )setelah konsep sudah paham mereka akan dikenalkan dengan sifat perkalian yaitu komutatif, dengan sifat komutatif , anak - anak akan lebih mudah dalam menghitung perkalian, karenapada saatnya nanti anak - anak akan dihadapkan pada angka yang lebih besar, misalnya 40 x 2 = ....yang berarti mereka harus menghitung bilangan 2 dijumlahkan sebanyak 40 kali dengan sifat komutatifnya, perkalian itu bisa dibalik menjadi
2 x 40 = .....( menghitung bilangan 40 sebanyak 2 kali )
Kebahagiaan merasuk di sanubari, ketika melihat mereka bergairah dalam belajar.
Semoga posting ini bisa menginspirasi temen - temen guru dalam mencerdaskan penerus bangsa.
,